Oelamasi, KI – Persoalan kelangkaan pupuk di Kabupaten Kupang kian menggurita, Dinas Pertanian Kabupaten Kupang tidak mampu memberi solusi atas persoalan yang dialami petani pada musim tanam dua tahun 2021.
Akibatnya dinas pertanian yang harusnya menjadi lokomotif utama dalam program revolusi bidang pertanian terpaksa mengkambinghitamkan aplikasi penyaluran pupuk yang selalu berubah-ubah.
Tanpa solusi, itulah gambaran yang menggelinding bebas dalam Rapat Dengar Pendapat antara Komisi II DPRD Kabupaten Kupang bersama Dinas Pertanian dan Distributor Pupuk Bersubsidi serta Poktan dahulu rasa Senin (29/06/2021) di ruang rapat komisi.
RDP yang dilakukan kedua kalinya itu untuk membahas persoalan ketidaktersediaan pupuk bagi Poktan dahulu rasa Desa Mata Air, Kecamatan Kupang Tengah Kabupaten Kupang – NTT pada musim tanam dua tahun ini.
Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Kupang Pandapotan Siallagan mengatakan, dinas sendiri tidak pernah tahu mengapa jatah pupuk bersubsidi untuk Poktan dahulu rasa menjadi nol dalam MT II.
Ia mengaku persoalan Poktan dahulu rasa merupakan kesalahan sistem menginput data kebutuhan pupuk sesuai Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok.
Ia juga mengaku jika hasil konsultasi ke Dinas Pertanian NTT ternyata tidak bisa dilakukan realokasi pupuk kepada Poktan dahulu rasa untuk MT II, jika dipaksakan akan berdampak secara hukum.
Ia juga mengaku kebingungan dengan perubahan sistem yang selalu berubah-ubah sehingga berakibat terjadinya kelangkaan pupuk bagi petani.
Kepala dinas pertanian dalam RDP itu dengan entengnya mengatakan jatah pupuk untuk Poktan dahulu rasa pada MT II kosong. Ia minta petani menggunakan apa yang ada serta memperbaiki data untuk tahun 2022.
Sofia Malelak – de Haan Wakil Ketua DPRD mengatakan, dinas pertanian bersama PPL tidak memiliki sensitivitas terhadap persoalan yang dialami petani.
Revolusi 5P terutama revolusi bidang pertanian menjadi unggulan utama dalam upaya peningkatan taraf hidup masyarakat tidak didukung dengan kinerja oleh para pembantu Bupati.
Dinas pertanian kata politisi NasDem ini, tidak pro-aktif dalam mencari solusi agar petani bisa keluar dari persoalan ketidaktersediaan pupuk. Hal ini mesti dlakukan sebab tingkat ketergantungan petani terhadap pupuk sangat tinggi.
Salah seorang petugas penyuluh lapangan yang diberikan waktu menjelaskan mengapa jatah pupuk Poktan Dahulu Rasa menjadi kosong, ia sendiri merasa bingung mengapa terjadi.
Padahal, permintaan pupuk dari kelompok tani sudah terinput dalam sistem. (Jessy)
Komentar